Sifat Fisika
Alkana yang memiliki massa molekul rendah
yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer
berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berupa cairan tidak
berwarna dan selebihnya berwujud padat. Alkana merupakan senyawa nonpolar
sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang
nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana akan
berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis
antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil
dari massa jenis air. Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang
berwujud cair pada suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa
kovalen. Beberapa sifat fisika alkana dapat dilihat pada Tabel.
Nama
|
Titik leleh (ºC)
|
Titik didih (ºC)
|
Massa jenis (g/cm3)
|
Metana
Etana
Propana Butana
Pentana Heksana Heptana
|
-182
-183
-188
-138
-130
-95
-91
|
-162
-89
-42
0
36
69
98
|
0,423
0,545
0,501
0,573
0,526
0,655
0,684
|
Reaksi
Halogenasi Alkana
Seperti yang diketahui bahwa
ikatan pada alkana berciri tunggal, kovalen dan nonpolar. Oleh karenanya alkana
relatif stabil (tidak reaktif) terhadap kebanyakan asam, basa, pengoksidasi
atau pereduksi yang dapat dengan mudah bereaksi dengan kelompok hidrokarbon
lainnya. Karena sifatnya yang tidak reaktif tersebut, maka alkana dapat
digunakan sebagai pelarut. Walaupun alkana tergolong sebagai senyawaan yang
stabil, namun pada kondisi dan pereaksi tertentu alkana dapat bereaksi dengan
asam sulfat dan asam nitrat, sekalipun dalam temperatur kamar. Hal tersebut
dimungkinkan karena senyawa kerosin dan gasoline mengandung banyak rantai
cabang dan memiliki atom karbon tersier yang menjadi activator berlangsungnya
reaksi tersebut. Berikut ini ditunjukkan reaksi halogenasi alkana :
Halogenasi
Reaksi
dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi
ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana
akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi
dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan
senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan
alkana. Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan
halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
CH4 + 2F2 - - ->> C + 4HF menimbulkan ledakan
(eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap. Jika campuran alkana dan
gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak
berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah
sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan
cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam
reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom
halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai
berikut:
Reaksi
umum R-H + Cl-Cl R-Cl + H-Cl
Contoh CH4 + Cl-Cl CH3Cl + HCl
Untuk
menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran
yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah
menjadi hasil reaksi. Langkah pertama dalam halogenasi adalah
terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal
bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan
atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal
klor adalah atom klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai
muatan positif atau negatif.
Pembelahan
dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol
untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas
ini, diserap oleh halogen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut
langkah permulaan. Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor
bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom
hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal
metil ( CH3). Langkah I dari siklus penggadaan.
Radikal
bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan
atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya. Langkah 2 dari siklus penggadaan.
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas
berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya
dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah
akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah
rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Permasalahannya:
Suatu
masalah dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya
ketika reaksi khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan
berkurang sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa
radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klormetan, bukannya dengan
molekul metan. Apa akibat yang ditimbulkan dengan terjadinya tumbukkan tersebut
jika kemungkinan itu terpenuhi padahal yang seharusnya terjadi adalah radikal
khlor bertumbukan dengan radikal khlormetan yang akan menghasilkan HCl dan
sebuah radikal baru yaitu radikal metil (CH3)? Bagaimana cara mengatur perbandingan antara
khlor dan metana sehingga mendapatkan hasil yang yang dapat mencegah tumbukan
tersebut?