Jumat, 12 Oktober 2012

OLI SINTETIS BERBAHAN DASAR ESTER


            Siapa yang tidak kenal dengan senyawa kimia yang satu ini. Berbau aromatik yang sangat dicintai oleh kalangan wanita, seperti wewangian, sabun bahkan bahan kosmetik. Ya ester namanya. walaupun banyak orang yang tidak mengenal ester tetapi semua orang sangat bergantung padanya apalagi dalam kehidupan sehari-hari. Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di grup ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Karena sifat yang dimilikinya, ester dimanfaatkan pada industri-industri kosmetika, parfum, konfeksi, dan industri minuman. Bahkan campuran beberapa ester dapat memberikan bau atau rasa dari buah tertentu.
Beberapa ester ada yang digunakan untuk pengobatan, misalnya etil asetat (untuk penyakit kulit akibat parasit), fenil salisilat (antiseptik untuk usus), dll. Selain itu etil asetat
selain berbau harum juga berperan sebagai pelarut untuk lak, cat kuku, zat pewangi, dan berbagai ester. Essen adalah biang ester yang diperdagangkan secara bebas dan dapat diperoleh di berbagai toko essen atau toko kimia. Ester dapat diekstraksi atau didistilasi dari tanaman (dapat berupa bunga, buah, biji, daun, atau akar) dan juga dapat dari hewan. Ester dapat dibuat secara sintetis dan kini diperdagangkan secara luas. maka semua ester berbau harum; ada yang berbau bunga, daun, dan ada yang berbau buah. Jadi adanya bau-bau ini menunjukkan adanya ester dalam materi itu. Uap ester tidak bersifat racun (toksik) kecuali jika dihisap dalam jumlah besar. Hanya satu senyawa ester yang cenderung bersifat racun yakni amil asetat.
            Selain itu, ester juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar minyak pelumas sintetis kendaraan bermotor (oli). Minyak pelumas sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. Khusus yang dimaksud adalah bahwa minyak ini dibuat tidak hanya sama dengan minyak mineral akan tetapi melebihi kemampuan minyak mineral. Melalui proses kimia dihasilkan molekul baru yang memiliki stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Sehingga harga minyak sintetis lebih mahal daripada minyak mineral. Pada kenyataannya minyak pelumas sintetis memang lebih unggul dalam unjuk kerja, baik respon terhadap mesinnya maupun umur pemakaiannya. Hal ini dikarenakan pembuatan minyak pelumas sintetis dirancang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk itu pemilihan minyak pelumas yang tepat sangatlah penting. Dalam pembuatannya minyak pelumas sintetis dikontrol struktur molekulnya dengan sifat-sifat yang dapat diprediksi. Adapun jenis ester yang banyak digunakan dalam pembuatan minyak sintetis adalah diester, Fosfat Ester, dan Ester Silikat


Masalahnya :
·         terdapat pada paragraf kedua, “maka semua ester berbau harum; ada yang berbau bunga, daun, dan ada yang berbau buah.” Tetapi pada paragraf selanjutnya ester digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak pelumas (oli).
Bagaimana bisa ester dapat menjadi bahan dasar pembuatan minyak pelumas padahal yang kita ketahui semua ester berbau aromatik?


7 komentar:

  1. ester dapat menjadi bahan dasar pembuatan pelumas setelah mengalami proses khusus.
    selain itu dapat disebabkan oleh adanya ikatan rangkap C=C ysng berdifst terdegradasi dan non-toksik.

    BalasHapus
  2. menurut saya,ester d jadikan bahan dasar pembuatan pelumas krna memiliki keunggulan2 lain selain memiliki aroma yg sedap.
    beberapa contoh ester yg d manfaatkan yaitu : a. Diester.Diester mempunyai struktur
    yang paling sederhana untuk
    digunakan sebagai minyak pelumas. Keuntungan
    diester adalah mempunyai viskositas
    yang relatif konstan terhadap suhu
    yang cukup baik, penguapannya
    sangat rendah, dan mempunyai
    stabilitas thermal yang bagus.
    Biasanya bahan ini tidak korosif
    terhadap logam, tidak beracun dan
    stabil terhadap hidrolisa.
    b. Fosfat Ester.Fosfat ester memberikan ikatan yang
    cukup mantap dan stabil secara kimia
    yang memungkinkan untuk digunakan
    sebagai komponen utama dari minyak
    pelumas sintetis. Disamping itu fosfat
    ester biasa digunakan sebagai aditif
    EP.
    jka ad kekurangan mohon d tambahkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, jadi walaupun yang kita kenal ester wangi, bukan berarti ia hanya uuntuk zat pewangi saja, banyak kegunaan zat yang bisa kita dapat ketika mencampurkannya dengan zat yang lain.

      Hapus
  3. ester dapat menjadi bahan dasar pembuatan minyak pelumas padahal yang kita ketahui semua ester berbau aromatik karena,ester dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. Khusus yang dimaksud adalah bahwa minyak ini dibuat tidak hanya sama dengan minyak mineral akan tetapi melebihi kemampuan minyak mineral.

    BalasHapus
  4. ester dapat menjadi bahan dasar pelumas setelah mengalami proses khusus.
    Salah satu dari bahan utama pelumas sintetis adalah ester. Senyawa ester secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hasil reaksi antara asam dan alcohol. Minyak nabati adalah salah satu bentuk ester yang diperoleh di alam. Senyawa ini sudah digunakan sebagai pelumas sejak ribuan tahun yang lalu. Penggunaan minyak nabati secara langsung sebagai pelumas tidak memuaskan karena berbagai factor, misalnya ketidakstabilan terhadap suhu dan oksidasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan base stock biolubricant diperlukan modifikasi pada senyawa ester ini.

    BalasHapus
  5. menurut saya, ester menjadi bahan pelumas krena telah mengalami tahap proses-proses tertentu. contoh dari beberapa ester yg telah mengalami proses khusus dan menjadi bahan pelumas :
    - Diester merupakan salah satu bahan yang menonjol dari minyak pelumas sintetis. Diester mempunyai struktur yang paling sederhana untuk digunakan sebagai minyak pelumas.
    -Fosfat ester telah lama digunakan sebagai aditif di dalam minyak pelumas mineral sebagai pelindung terhadap terjadinya pelumasan batas.
    smoga mmbntu, maaf bila ada kekurangan:)
    -Ester Silikat
    Mempunyai IV yang tinggi yaitu 150 – 200 dan mempunyai penguapan yang rendah. Ketahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi tidak begitu baik, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan penambahan aditif. Ester silikat tidak korosif terhadap logam, plastik maupun karet.

    BalasHapus
  6. Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif.

    Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
    (PLEASE comment my bLog ) :D

    BalasHapus